Minggu, 11 November 2012

Siswa dan Harapan


  Ekspektasi Siswa
                  Siswa merupakan peserta didik yang memiliki sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) siswa tersebut perlu ditingkatkan dan dikembangkan.  Untuk mengembangkannya siswa mesti mengikuti pendidikan, melalui pendidikan siswa akan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi (Iptek), serta beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT (Imtaq). Penguasaan Iptek dan imtaq ini diperlukan untuk bekal hidup di dunia dan untuk akhirat nanti.
                 Siswa yang memiliki SDM yang beriptek dan berimtaq adalah salah satu ekspektasi (ekspektasi) bangsa, tidak hanya itu konselor sebagai pendidik tentunya berharap seperti itu, ketika pendidikan berbuah iptek dan imtaq serta terealisasi dalam kehidupan siswa, maka hal itu akan membuat hati para pendidik bangga, hal tersebut akan tercapai tentunya berdasarkan kebutuhan.
                 Menurut Abraham Maslow bahwa “Manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi”.[1] Dari pendapat di atas bahwa manusia mempunyai tingkatan kebutuhan, dari kebutuhan rendah sampai kebutuhan tertinggi atau penting dan tidak penting artinya adalah ada kebutuhan manusia yang harus segera pemenuhannya setelah terpenuhinya kebutuhan tersebut maka baru akan terpenuhi kebutuhan selanjutnya.
                 Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi dua kelompok utama, yaitu kebutuhan dasar  yaitu fisiologis, rasa aman, dicintai, penghargaan dan kebutuhan tumbuh yaitu kebutuhan mengetahui dan memahami (belajar), keindahan, aktualisasi diri”.[2] Kebutuhan dasar dalam hidup individu adalah kebutuhan fisiologis, rasa aman, dicintai, penghargaan dan kebutuhan tumbuh yaitu kebutuhan mengetahui dan memahami (belajar), keindahan dan baru individu mampu mengaktualisasikan dirinya.
                 Dari pendapat Maslow di atas diketahui bahwa siswa yang kebutuhan dasarnya seperti rasa aman dan rasa dicintai tidak terpenuhi akan memiliki energi psikologis yang kecil yang dapat dikerahkan untuk belajar. Jika siswa telah merasakan kenyamanan dengan konselor dan dicintai atau diperhatikan oleh konselor di sekolah tentunya semangat belajar bahkan semangat hidupnya akan tumbuh. Sebaliknya jika kebutuhan tersebut belum terpenuhi seutuhnya makanya siswa memiliki ekspektasi.
                 Ekspektasi adalah ekspektasi atau pengekspektasi. Senada dengan pernyataan di atas di dalam kamus Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “Ekspektasi adalah keinginan hati”.[3] ”Ekspektasi sebuah impian/ekspektasi dari hatimu”.[4] Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian yaitu suatu keinginan atau ekspektasi, dan impian yang dimiliki oleh individu terhadap tujuan yang diinginkan.
                 Secara terminologi Riduwan berpendapat bahwa ”ekspektasi adalah suatu kesempatan yang diberikan, terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan”[5]. Jadi ekspektasi adalah ekspektasi dan keinginan seseorang. Siswa memiliki ekspektasi tertentu terhadap konselor di sekolah, sebab konselor adalah teladan bagi siswa, jadi segala tindakan yang dilakukan oleh konselor akan di contoh dan ikuti oleh peserta didik di sekolah. Ekspektasi dan keinginan siswa terhadap perlakuan guru di sekolah akan mempengaruhi kelancaran dari proses pembelajarannya. Jika ekspektasinya terpenuhi, maka siswa akan belajar dengan tenang, semangat, dan penuh motivasi. Sebaliknya, jika ekspektasinya tidak terpenuhi, maka proses belajarnya akan terhambat, atau akan menimbulkan kekecewaan atau frustasi.


[1] Teori Hirarki Kebutuhan Maslow / Abraham Maslow - Ilmu Ekonomi, tersedia:http://organisasi.org/teori_hierarki_kebutuhan_maslow_abraham_maslow_ilmu_ekonomi
[3] Muhammad Ali, loc.cit.,

[4] Riduwan, 2005. Metoda Dan Teknik Menyusun Tesis, tersedia:  http://www.mtsrw.com/who+am+i/definisi+ekspektasi.mtsrw

[5] Ibid., hal.1

0 komentar:

Posting Komentar